Keunggulan dan Tantangan Produksi Arang di Pasar Lokal
Arang merupakan bahan bakar yang masih sangat dibutuhkan, baik untuk keperluan rumah tangga, restoran, hingga industri kecil seperti pandai besi. Di daerah-daerah seperti Saptosari, khususnya Kawasan Krambil sawit, produksi arang telah menjadi sumber mata pencaharian bagi banyak orang, meskipun tantangan untuk mempertahankan industri ini semakin meningkat.
Distribusi dan Pemasaran Arang
Bapak Pardi, seorang distributor arang yang memulai karirnya sebagai sopir di tahun 90-an, kini fokus pada penjualan arang. Awalnya, beliau bekerja sebagai sopir yang mengangkut arang, hingga akhirnya menjalin relasi dengan para bakul dan memutuskan untuk beralih menjadi distributor penuh waktu.
Setiap minggu, Bapak Pardi mengelilingi daerah-daerah seperti Jogja, Klaten, Bantul, dan Muntilan untuk menjual arang. Dalam seminggu, beliau dapat menjual 100-200 karung arang dari beberapa dusun. Distribusinya meliputi pasar-pasar besar seperti Kranggan, Sentul, Umbulharjo, Demangan, dan pasar Ngasem.
Meskipun pernah mencoba mempromosikan arangnya lewat media sosial seperti WhatsApp dan Facebook, serta ditawari kerjasama dengan pabrik, keuntungan yang didapat ternyata tipis. Oleh karena itu, beliau lebih memilih untuk menjaga hubungan dengan pelanggan tetapnya, seperti warung makan, rumah makan sapi, dan tengkleng di beberapa cabang.
Jenis Kayu yang Digunakan untuk Arang
Beberapa jenis kayu yang sering digunakan pak Pardiono untuk membuat arang antara lain:
1. “Kayu Akasia”: Kayu akasia dikenal laku keras di pasar karena arang yang dihasilkannya memiliki kualitas pembakaran yang baik. Arang dari kayu akasia dapat bertahan hingga 5-6 malam, menjadikannya pilihan yang ideal untuk penggunaan jangka panjang.
2. “Kayu Mahoni”: Kayu mahoni juga menjadi pilihan favorit untuk produksi arang, meskipun tidak sepopuler kayu akasia. Arang dari mahoni memiliki sifat yang serupa dengan akasia dalam hal durabilitas.
3. “Kayu Keras Pule Legaran”: Jenis kayu ini sering digunakan untuk memenuhi kebutuhan arang di rumah makan. Arang dari kayu keras pule legaran dikenal tahan lama dan mampu memberikan panas yang konsisten.
4. “Kayu Jati dan Sukun”: Khususnya untuk keperluan pandai besi, kayu jati dan sukun sangat disukai berbagai konsumen. Arang yang dihasilkan dari kedua jenis kayu ini memiliki kemampuan untuk mempertahankan panas yang tinggi dalam waktu lama, yang sangat penting dalam proses penempaan logam.
Keunggulan Arang di Saptosari
Saptosari, khususnya Krambilsawit, sebuah daerah di Gunungkidul, dikenal sebagai penghasil arang yang unggul dibandingkan daerah lain seperti Pacitan dan Trenggalek. Arang dari Saptosari dihargai lebih tinggi karena kualitasnya yang baik, dengan pembakaran yang dapat bertahan hingga 5-6 malam. Hal ini menjadikan arang dari Saptosari lebih dicari oleh para pelanggan, terutama untuk keperluan komersial seperti restoran dan pandai besi.
Tantangan dalam Produksi Arang
Meskipun memiliki kualitas yang baik, produksi arang tidak selalu berjalan mulus. Salah satu tantangan yang sering dihadapi adalah risiko arang terbakar atau remuk saat proses produksi, terutama jika pengawasan tidak dilakukan dengan cermat. Hal ini bisa terjadi ketika produksi arang disambi dengan pekerjaan lain, yang menyebabkan perhatian terpecah.
Sejak tahun 2005, produksi arang di daerah ini mengalami penurunan. Dahulu, sekitar 60% penduduk terlibat dalam pembuatan arang, namun kini jumlah tersebut berkurang drastis. Banyak generasi muda yang memilih untuk mengejar karir lain, meninggalkan pekerjaan ini kepada para pekerja yang lebih tua.
Tantangan di Masa Depan
Salah satu kekhawatiran terbesar Bapak Pardi adalah menipisnya jumlah perajin arang. Jika semakin banyak bakul yang ingin bekerjasama sementara produksi arang berkurang, maka suplai arang tidak akan mencukupi permintaan pasar. Hal ini bisa berdampak pada kenaikan harga arang, atau bahkan kekurangan pasokan di masa mendatang.
Selain itu, Bapak Pardi juga mengkhawatirkan masa depan usaha arang dalam 10 tahun ke depan. Dengan semakin berkurangnya pengusaha arang, jika tidak ada usaha lainnya yang ditekuni, situasi ini bisa menjadi sangat sulit. Oleh karena itu, beliau mempertimbangkan untuk membuka warung atau toko sebagai usaha sampingan.
Comments
Post a Comment