Kisah Pak Ratno Diharjo: Dari Penjual Pisang Menjadi Distributor Arang

 Arang adalah salah satu bahan bakar yang telah lama digunakan oleh masyarakat, terutama di dusun Karanggunung, Krambilsawit, Saptosari, Gunungkidul, Yogyakarta. Di antara berbagai jenis arang, arang yang berasal dari kayu akasia dan kesambi memiliki reputasi yang baik dalam hal kualitas dan performa. Namun, tidak semua arang diciptakan sama; perbedaan jenis kayu yang digunakan dapat mempengaruhi kualitas arang yang dihasilkan, serta harganya di pasaran.


Kisah Pak Ratno Diharjo: 

Pak Ratno Diharjo adalah salah satu pelaku usaha arang yang telah lama berkecimpung dalam dunia ini. Uniknya, sebelum menjadi distributor arang, Pak Ratno Diharjo memulai karirnya sebagai penjual pisang. Suatu hari, Pak Ratno Diharjo bertemu dengan seorang juragan arang yang memintanya untuk mencarikan arang di daerahnya. Tawaran ini akhirnya menjadi pintu gerbang bagi Pak Ratno Diharjo untuk beralih menjadi distributor arang hingga saat ini.

Operasional dan Tantangan di Pasar Arang

Pembuatan arang oleh Pak Ratno Diharjo dilakukan secara rutin setiap pahing, dengan frekuensi 5-6 kali dalam sebulan. Meskipun ada persaingan di pasar, Pak Ratno Diharjo tetap optimis karena ia yakin bahwa kualitas kayu dan kemasan produknya mampu menarik perhatian pembeli. Harga pasaran arang terbilang stabil dan tidak mudah berubah, memberi rasa aman bagi Pak Ratno Diharjo dalam menjalankan usahanya.

Namun, meskipun arang Pak Ratno Diharjo memiliki kualitas yang baik, pemasaran produk ini belum pernah dilakukan melalui media online. Semua transaksi dan penjualan masih dilakukan secara konvensional. Ini adalah salah satu tantangan yang dihadapi Pak Ratno Diharjo, tetapi juga membuka peluang besar untuk memperluas jangkauan pasarnya di masa depan.

Pak Ratno Diharjo pun tidak bekerja sama dengan distributor lain dan tidak mengumpulkan arang di suatu tempat khusus. Sebaliknya, arang diambil langsung dari ladang masing-masing produsen ketika akan disetorkan. Jika ada pesanan yang lebih banyak dari biasanya, Pak Ratno Diharjo dan timnya siap mengerjakannya tanpa ragu.


Kualitas Kayu Akasia dan Kesambi

Kayu merupakan faktor utama yang menentukan kualitas arang. Beberapa jenis kayu yang umum digunakan adalah kayu akasia, kesambi, dan jati. Di antara ketiganya, kayu kesambi menempati urutan tertinggi dalam hal kualitas. Kayu kesambi dikenal memiliki kepadatan dan kekerasan yang tinggi, sehingga menghasilkan arang dengan kualitas pembakaran yang sangat baik, tahan lama, dan panas yang stabil.

Kayu akasia, meskipun juga berkualitas baik, berada sedikit di bawah kayu kesambi dalam hal kepadatan dan durabilitas. Namun, karena faktor tersebut, harga arang yang dihasilkan dari kayu akasia lebih rendah dibandingkan dengan arang kesambi. Sebagai gambaran, satu karung arang dari kayu akasia dihargai sekitar Rp 80.000, sementara arang dari kayu kesambi dapat mencapai Rp 120.000 per karung.

Pengaruh Kualitas Kayu dan Pengemasan terhadap Harga

Penjualan arang di pasar sangat dipengaruhi oleh jenis kayu yang digunakan dan cara pengemasannya. Pembeli cenderung memilih arang berdasarkan kualitas kayu karena ini menentukan seberapa baik arang tersebut akan terbakar dan berapa lama bisa digunakan. Di sisi lain, kemasan yang menarik dan rapi juga bisa meningkatkan daya tarik produk, meskipun harganya sedikit lebih tinggi.

Harapan dan Masa Depan

Melihat potensi besar dalam bisnis ini, Pak Ratno Diharjo memiliki harapan untuk memperluas penjualan arangnya. Dengan memanfaatkan media online dan memperbaiki strategi pemasaran, ia berharap dapat menjangkau lebih banyak konsumen dan meningkatkan skala bisnisnya. Meskipun persaingan di pasar semakin ketat, Pak Ratno Diharjo yakin bahwa kualitas dan kejujuran dalam bisnis akan membawa kesuksesan.

Comments

Popular posts from this blog

Mengenal Dukuh Karanggunung di Desa Krambilsawit, Saptosari, Gunungkidul

Pak Kamuji: Mengelola Bisnis Arang dengan Kearifan Lokal dan Kemitraan Strategis